Sunday, June 8, 2014

Muhammadiyah Mengentaskan PSK Dolly Dengan Bantuan Modal Usaha


12 dari 18 warga binaan Ormas Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur dari lokalisasi Jarak dan Gang Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan mendapat bantuan usaha. Di tengah suasana di lokalisasi tengah bergejolak akibat rencana penutupan lokalisasi oleh Pemkot Surabaya pada 18 Juni mendatang.

Hari Minggu (8/6), ke 12 orang terdiri lima orang pekerja seks komersial (PSK) aktif, dua eks PSK, mucikari dan warga setempat itu menerima santunan di Kantor Muhammadiyah di Jalan Sutorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya oleh Lembaga Zakat Nasional Muhammadiyah (Lazismu).

Bantuan yang diberikan itu, berupa peralatan rumah tangga, bantuan usaha secara berkala lewat tabungan bank niaga syariah dan modal usaha berupa uang tunai Rp 400 ribu.

"Saat ini, baru 12 orang yang menerima bantuan itu, sisanya menyusul. Bantuan ini kita lakukan sembunyi-sembunyi, karena khawatir mereka mendapat intimidasi dari yang menolak penutupan lokalisasi. Mereka yang mendapat bantuan usaha itu adalah warga binaan yang berada di lokalisasi Dolly dan Jarak," terang Ketua Muhammadiyah Surabaya, Zayin Chudlori.

Menurut Zayin, pembinaan terhadap PSK, mucikari dan warga di Jarak dan Gang Dolly terus dilakukan pihaknya untuk mengentas masalah sosial di masyarakat. Terlebih, adanya rencana Pemkot Surabaya, yang akan menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu pada 18 Juni mendatang.

"Pembinaan ini rutin kami lakukan. Kita juga mencari solusi sebagai dampak penutupan yang dilakukan pemerintah. Untuk pembinaan sendiri, kita memiliki 25 orang relawan yang siap turun melakukan pembinaan. Kita harus selamatkan mereka dari lembah hitam, kita ajak mereka untuk bersama-sama menjadi baik," papar dia.

Senada, Ketua Relawan, Arif AN menjelaskan, pembinaan yang dilakukannya sejak Oktober 2013 lalu, tidak terpengaruh dengan rencana penutupan lokalisasi yang dilakukan Pemkot Surabaya. "Ditutup atau tidak, yang kita pikirkan masalah sosial dan mengentaskan mereka dengan memberi jaminan usaha," katanya.

Dia mengatakan, pembinaan yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengetahuan agama, memberi bantuan sosial dan pelatihan kerja. "Pembinaan yang kita lakukan bertahap, kita tidak memaksa mereka untuk keluar dari kehidupannya yang sekarang, tapi kami memberikan penyadaran melalui ilmu keagamaan," tandas dia.

Sedangkan ST (40), PSK lokalisasi Jarak, yang masih aktif menjajakan diri, mengaku sangat senang dengan bantuan itu. Dia mengucap banyak terima kasih. Meski masih kerap melayani tamu-tamunya untuk memberi service cinta satu malam, dia mengaku sangat ingin sekali bertaubat dan keluar dari kehidupannya yang sekarang.

"Saya memang masih aktif, saya sudah 10 tahun di Jarak, tapi sekarang sudah jarang. Saya terima kasih mendapat perhatian, dan saya ingin berhenti dari kehidupan yang sekarang dan ingin bekerja halal," ujar PSK yang mengaku beranak dua itu.(sp/md)

No comments:

Post a Comment