Jakarta - Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia sudah dekat. Pada 9 April mendatang, bangsa Indonesia akan kembali mengukir sejarahnya untuk memilih partai politik dan calon legislatif. Kemudian disusul dengan pemilihan presiden RI secara langsung untuk periode 2014-2019.
Terlepas dari gejala ketidakpuasan yang dirasakan oleh masyarakat, Pemilu yang merupakan cerminan sebuah negara demokrasi sudah barang tentu menjadi momentum penting bagi bangsa dan negara Indonesia. Tak terkecuali bagi umat Islam yang merupakan penduduk mayoritas di Republik ini, diwajibkan untuk menunaikan hak suaranya dengan memilih pemimpin yang baik, adil dan amanah. Baik pemimpin di lembaga legislatif ataupun eksekutif.
DIkarenakan politik tidak bisa dipisahkan dari nilai agama, maka para tokoh pemimpin dan ulama Islam mengadakan acara Tabligh Akbar Pengajian Politik Islam di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Jakarta, 30 Maret 2014.
Pengajian Politik Islam (PPI) adalah acara yang digagas oleh para ulama dan sejumlah tokoh Islam seperti pimpinan perguruan Islam As-Syafiiyah, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi'i, Wakil Ketua Umum BKSPPI KH. A. Cholil Ridwan, Ketua Umum DDII KH. Syuhada Bahri dan tokoh YPI Al Azhar Jakarta, KH. Amliwazir Saidi.
Tabligh Akbar Politik Islam merupakan pengajian lintas ormas Islam dan lintas madzhab atau lintas aliran kecuali aliran sesat. Sehingga ruangan masjid Al-Azhar menjadi padat dipenuhi jamaah yang hadir, baik kaum laki-laki maupun kaum perempuan.
Dalam sambutannya, KH. Cholil Ridwan memaparkan tentang latar belakang dibentuknya PPI yang diadakan secara rutin sejak pertengahan tahun 2013. Pengajian ini membahas beberapa kitab penting yang berkaitan dengan masalah politik Islam, seperti kitab “As-Siyasah Asyar’iyyah”, karangan Dr. Khalid bin Ali.
Beliau juga menjelaskan, bahwa pihaknya telah mengundang partai-partai yang berbasis umat Islam, tetapi yang hadir hanya perwakilan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai Bulan Bintang dan PKS yang rencananya akan datang, ternyata tidak ada perwakilan yang datang.
Tapi, tabligh Akbar ini dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dan politisi penting umat Islam, yaitu Prof. Dr. Amien Rais (Penasehat PP Muhammadiyah), Prof. Dr. Jimly Assidiqie (Mantan Ketua MK), Dr. Fuad Bawazier (Ketua DPP Hanura), Habib Muhammad Rizeq Syihab, Lc., MA (Imam FPI) dan H. Emron Pangkapi (wakil ketua PPP).
Dalam ceramahnya, Jimly Assidiqie yang juga merupakan Dewan Penasehat Yayasan Al-Azhar dan Dewan Kehormatan Pengawas Pemilu 2014 menghimbau kepada seluruh jamaah agar tidak golput. “Gunakanlah hak suara dengan sebaik-baiknya pada pemilu pileg dan pilpres mendatang.” Tegasnya.
Sejatinya, Jimly juga mendukung fatwa yang telah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia, bahwa golput (tidak memilih) adalah haram. Alasannya, fatwa ini telah memberikan dorongan moral untuk Indonesia menjadi lebih baik.
Menyinggung peraturan kampanye, mantan Ketua MK ini menegaskan, bahwa ada tiga tempat utama yang tidak dibenarkan untuk melakukan kegiatan kampanye, yaitu tempat ibadah, lembaga pendidikan dan institusi-institusi pemerintah.
Lebih lanjut, Ahli konstitusi negara ini juga menekankan kepada masyarakat khususnya peserta parpol agar berkampanye dengan cara jantan dan positif. Jauhi segala bentuk kampanye negatif dan kampanye hitam. Dalam pandangannya, ada tiga jenis kampanye yang harus diperhatikan. Pertama kampanye positif, yaitu kegiatan yang mengajak dan mendorong orang lain untuk ikut serta dalam Pemilu sehingga tidak golput. Kedua kampanye negatif, yaitu kegiatan yang dengan sengaja mengajak atau memaksa orang orang lain untuk memilih partai tertentu. Dan ketiga adalah kampanye hitam, suatu kegiatan kampanye dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika, seperti menghina dan memfitnah lawan politiknya.
Sedangkan Prof. Dr. Amien Rais yang memang didaulat sebagai penceramah utama pada Tabligh Akbar PPI ini memaparkan tentang isu-isu politik dunia Islam, seperti yang terjadi di negara-negara Islam Timur Tengah dan politik di tanah air yang masih sangat jauh dari nilai-nilai keadilan.
Menurutnya, terlepas dari segala kesalahannya, kematian tragis yang terjadi pada pemimpin Iraq, Sadam Husein dan pemimpin Libya, Mu’amar Qadhafi tidak lain adalah bentuk konspirasi politik jahat Amerika dan sekutunya yang ingin menjatuhkan harga diri pemimpin umat Islam di mata dunia. Seraya mengutip firman Allah SWT yang mengatakan, bahwa orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan pernah senang kepada agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Amien juga mengingatkam kembali kepada para jamaah mengenai pentingnya menegakkan keadilan di tanah air ini, terutama keadilan di sektor ekonomi yang masih berpihak kepada para pengusaha asing. “BUMN dan Pertamina yang sebetulnya adalah perusahaan raksasa Negara yang paling strategis dalam menciptakan keadilan ekonomi bagi rakyat. Namun keadilan itu masih sangat jauh, sebab hingga detik ini Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang menerima royalti hasil tambang paling rendah. Negara ini hanya menerima 1 persen keuntungan dari total hasil tambang yang dikeruk pihak asing.” Uangkapnya.
Oleh sebab itu, dalam menghadapi pemilu 2014 ini, sang lokomotif reformasi ini menyampaikan harapannya di hadapan ribuan jamaah Tabligh Akbar Masjid Al-Azhar. “Mudah-mudahan arah politik umat Islam dapat disatukan, walaupun aliran mazhab dan partainya berbeda.” Harapnya.
Pengajian Tabligh Akbar ini ditutup dengan do’a serta pembacaan ikrar (konsensus) yang dipandu langsung oleh Habib Rizieq. Di antara isi ikrar ini adalah dukungan penuh untuk mengajukan calon presiden pada pemilu tahun ini. [Imron Baehaqi].
No comments:
Post a Comment