Friday, May 16, 2014

Hukumnya Menunda atau Mengakhiri Sholat Isya Untuk Sholat Tahajud ?


[ Tanya ] Jika mengakhirkan atau menunda sholat isyak agar bisa sholat tahajud itu hukumnya bagaimana ?

[ Jawaban ]

BOLEH, tapi sebaiknya tidak menjadi kebiasaan karena Nabi pun tidak membiasakannya seperti itu.

Hanya saja (masalahnya), terjadi keragaman pendapat ulama dalam menetapkan batas akhir waktu shalat isya:

PERTAMA: Waktu akhir shalat Isya’ adalah pertengahan malam. Yang berpendapat demikian adalah Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur, Ash-habur ro’yi dan Imam Asy Syafi’i dalam pendapatnya yang terdahulu.


hadits ‘Abdullah bin ‘Amr,

فَإِذَا صَلَّيْتُمْ الْعِشَاءَ فَإِنَّهُ وَقْتٌ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ
“Dan jika kalian shalat isya’, maka waktunya hingga tengah malam.” (HR. Muslim)

hadits Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dia berkata:

صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةَ الْعَتَمَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ حَتَّى مَضَى نَحْوٌ مِنْ شَطْرِ اللَّيْلِ فَقَالَ خُذُوا مَقَاعِدَكُمْ فَأَخَذْنَا مَقَاعِدَنَا فَقَالَ إِنَّ النَّاسَ قَدْ صَلَّوْا وَأَخَذُوا مَضَاجِعَهُمْ وَإِنَّكُمْ لَنْ تَزَالُوا فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرْتُمْ الصَّلَاةَ وَلَوْلَا ضَعْفُ الضَّعِيفِ وَسَقَمُ السَّقِيمِ لَأَخَّرْتُ هَذِهِ الصَّلَاةَ إِلَى شَطْرِ اللَّيْلِ


“Kami pernah melaksanakan shalat isya bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, maka beliau tidak keluar (dari rumahnya untuk shalat) hingga setengah malam sudah berlalu. Lalu beliau bersabda, “Carilah tempat duduk kalian masing-masing!” Maka masing-masing kami mengambil posisi duduk. Lalu beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya orang-orang lain telah melaksanakan shalat dan beranjak tidur, sementara kalian masih saja dalam (mendapatkan pahala) shalat selagi kalian menunggu pelaksanaannya. Kalau bukanlah karena orang yang lemah atau orang yang sakit pasti aku akan mengakhirkan shalat isya ini hingga pertengahan malam.” (HR. Abu Daud, dan An-Nasai)

hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu dia berkata:

أَخَّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِشَاءَ ذَاتَ لَيْلَةٍ إِلَى شَطْرِ اللَّيْلِ أَوْ كَادَ يَذْهَبُ شَطْرُ اللَّيْلِ

“Suatu malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengakhirkan shalat isya` hingga separoh malam atau hampir separoh malam berlalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

KEDUA: Waktu akhir shalat Isya’ adalah sepertiga malam. Umar bin Al-Khaththab dan Abu Hurairah dari kalangan sahabat, Umar bin Abdil Aziz, dan salah satu pendapat Asy-Syafi’i. Inilah pendapat yang masyhur dari kalangan ulama Malikiyah.
Berdasarkan hadits hadits Abu Musa, Buraidah, Jabir, dan Ibnu Abbas, disebutkan, Jibril menjadi imam bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada hari kedua Jibril mengerjakan shalat tersebut pada sepertiga malam

وَصَلَّى الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ

“Beliau melaksanakan shalat ‘Isya’ hingga sepertiga malam.” (HR. Abu Daud)

KETIGA: Waktu akhir shalat Isya’ adalah ketika terbit fajar shodiq (masuknya shalat shubuh). Pendapat ini diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma dan murid-murid beliau seperti Atha`, Thawus, dan Ikrimah. Dan An-Nawawi rahimahullah menyandarkan pendapat ini kepada mayoritas ulama.

Berdasarkan hadits Abu Qatadah

أَمَا إِنَّهُ لَيْسَ فِى النَّوْمِ تَفْرِيطٌ إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلاَةَ حَتَّى يَجِىءَ وَقْتُ الصَّلاَةِ الأُخْرَى

“Orang yang ketiduran tidaklah dikatakan tafrith (meremehkan). Sesungguhnya yang dinamakan meremehkan adalah orang yang tidak mengerjakan shalat sampai datang waktu shalat berikutnya.” (HR. Muslim)

hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

أَعْتَمَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ لَيْلَةٍ حَتَّى ذَهَبَ عَامَّةُ اللَّيْلِ وَحَتَّى نَامَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ ثُمَّ خَرَجَ فَصَلَّى فَقَالَ « إِنَّهُ لَوَقْتُهَا لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى »

“Suatu malam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendirikan shalat ‘atamah (isya`) sampai berlalu malam dan penghuni masjid pun ketiduran, setelah itu beliau datang dan shalat. Beliau bersabda, ‘Sungguh ini adalah waktu shalat isya’ yang tepat, sekiranya aku tidak memberatkan umatku’.” (HR. Muslim)

No comments:

Post a Comment