Monday, May 12, 2014

M. Anang Ramli, Pahlawan Dari Bali Utara


Sejarah kemerdekaan Republik Indonesia tidak bisa lepas dari peran serta Muhammadiyah hal ini bisa dilihat bahwa Jendral Sudirman adalah pahlawan bangsa yang dilahirkan dari rahim Muhammadiyah , tidak hanya Jendral Sudirman tetapi banyak lagi kader Muhammadiyah yang berjuang melawan penjajah salah satunya yang dilakukan oleh kader Muhammadiyah di Bali.

Salah seorang tokoh “masyarakat Islam Bali” yang banyak berjasa dalam perjuangan kemerdekaan  di Bali ialah M. Anang Ramli. Lahir di Kampung Bugis, Singaraja 1924 dengan pendidikannya di Vorvolg School Singaraja (1934-1939), HIS Muhammadiyah Singaraja (1940 – 1941). Pada jaman jepang bekerja di Hinomaru ( bagian pelayaran ) , sampai menjelang 1943. Masuk tentara PETA dari 1943 – 1945.
Dalam masa revolusi fisik melawan penjajah di Bali Utara , nama Anang Ramli memilki peran yang cukup penting ini bisa dilihat dalam sejarah yang terekam bahwa pada saat  ia dan beberapa pemuda lainnya yang tergabung dalam badan perjuangan Pemuda bernama Pemuda Rakyat

MENURUNKAN BENDERA BELANDA di PELABUHAN BULELENG  

Peristiwa yang paling penting ketika Oktober 1945 Anang Ramli dan beberapa pemuda laennya berhasil menurunkan bendera tiga warna milik Belanda dan menggantinya dengan sang dwi warna merah putih. Hal ini bermula ketika Tentara Belanda berlabuh di pelabuhan Buleleng mereka menurunkan bendera merah putih dan menggantinya dengan bendera belanda serta menugaskan tentara Jepang untuk menjaganya. Tindakan belanda mengganti bendera dan melakukan patroli di sekitarnya itu membuat rakyat singaraja terutama pemuda gelisah kemudian keesokan harinya Komandan BKR I Made Putu ex Daidancho Dai-ichi Daidan memerintahkan kepada para pemuda untuk menurunkan bendera Belanda.
Seketika itu beberapa pemuda bergerak, mengingat bendera itu dijaga ketat tentara jepang maka mereka mendatangi  tentara Jepang dan mendesak agar tentara Jepang jangan menghalangi tindakan mereka, kemudian skitar jam 18.00 para pemuda tersebut kembali ke Pelabuhan Buleleng.
…..Beberapa pemuda berjaga di belakang kantor bea cukai dan disebelah barat di depan pura segara, Anang Ramli kemudian berguling – guling mendekati bendera belanda agar tidak terlihat dari kapal pasukan belanda yang terus mengawasi, tetapi sayang sewaktu menarik talinya tali itu putus dan bendera Belanda terkatung – katung setengah tiang , lalu digunakan galah dan arit sehingga Pemuda Anang Ramli berhasil menurunkan bendera belanda tersebut kemudian menyerahkannnya kepada pemuda laennya bernama Gede Muka yang dengan spontan bendera itu dirobek birunya tinggal merah putih dan  bendera sang merah putih itu dikerek ke puncak tiang oleh Anang Ramli,  melihat hal tersebut Tentara Belanda yang berada di laut melihat benderanya diganti dengan sang dwi warna lalu melepaskan tembakan dari kapalnya dengan sangat dahsyat akibatnya seorang pemuda bernama Putu Merta gugur namun sang dwi warna tetap mampu berkibar……

PEMIMPIN PASUKAN ISTIMEWA Letkol  I GUSTI NGURAH RAI

Tokoh penting perjuangan rakyat Bali pada saat revolusi kemerdekaan adalah Letkol  I GUSTI NGURAH RAI
Ia memimpin pasukan dan rakyat bali berperang melawan Belanda, dalam salah satu fase peperangan tersebut pasukan induk Ngurah Rai sempat terdesak karena salah satu kelompok pasukan bersenjata lengkap  yang dipimpin oleh Nyoman Pegeg malah memilih menyerah kepada Raja Badung akibatnya pasukan induk Ngurah Rai kehilangan banyak senjata penting tetapi Ngurah Rai dengan cepat menugaskan Anang Ramli untuk mengambil alih tugas Nyoman Pegeg
Pasukan dibawah pimpinan Anang Ramli kemudian terkenal dengan nama Pasukan Istimewa karena ia memang istimewa, berani dan lincah serta dilengkapi dengan senjata lengkap dan otomatis, pasukan ini berhasil mengadakan serangan mendadak ke pos – pos musuh bahkan di Hutan Indrakila ( utara Desa Carangsari)  Pasukan istimewa berhasil menghancurkan pos musuh dengan merampas senjata dan amunisi milik NICA Belanda.
Anang Ramli pernah menjadi Anggota DPRD Tk. II Buleleng (1950 – 1957) dan anggota DPRD Tk I Bali mewakili Masyumi, Pengurus Muhammadiyah Bali Utara (1967), Ketua Yayasan Yatim Piatu Singaraja sampai 1996, Ketua Takmir Masjid Taqwa Singaraja sampai akhir hayatna. Beliau wafat pada tanggal 15 Februari 1999
Sejarah ini mungkin belum banyak kita ketahui , saya hanya ingin menggambarkan bahwa pada saat itu umat islam memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan di bali, umat islam bisa bahu membahu dengan umat hindu dalam mengusir penjajah bahkan mendapatkan kepercayaan penting untuk memimpin masyarakat bali.

No comments:

Post a Comment