Sunday, May 4, 2014

KH Azhar Basyir: “Bagaimana Mewujudkan Kebangkitan”

Foto: KH Azhar Basyir
Muhammadiyah Konsisten
Muhammadiyah yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 November 1912 kini telah berusia 83 tahun. Dalam perjalanan dan geraknya selama 83 tahun itu Muhammadiyah konsisten menekankan pada bidang dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, menyebarluaskan, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang merupakan curahan rahmat kasih sayang Allah kepada seru sekalian alam, terwujudknya masyarakat utama,adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT sebagai pemenuhan kewajiban beribadah kepada Allah dan pelaksanaan fungsi manusia sebagai kholifah-Nya di bumi.

Memperhatikan tahun berdirinya Muhammadiyah, yaitu pada tahun 1912, Muhammadiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perwujudan Kebangkitan Nasional, yang resminya ditandai dengan berdirinya Budi Utomo tahun 1908. Tujuan utama kebangkitan nasional ialah memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda dan mengangkat harkat dan martabat kehidupan bangsa Indonesia agar memenuhi kodrat kemanusiaan yang terhormat. Muhammadiyah berkeyakinan, dengan jalan Agama Islam, tujuan utama Kebangkitan Nasional itu akan lebih cepar tercapai dengan hasil yang benar-benar mantap, karena dorongan iman dan takwa, ajaran wahyu menjadi pedoman, akal di gunakan untuk mendalami dan mengembangkan pemahaman, tujuan tidak terbatas dalam kehidupan sejahtera di dunia tetapi juga di akhirat.

Muhammadiyah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perwujudan Kebangkitan Nasional benar-benar merasa bertanggung jawab terhadap nasib bangsa Indonesia di bawah penjajahan bangsa Belanda. Melalui pembianan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, Muhammadiyah bekerja untuk meluruskan kehidupan beragama, iman tauhid ditanamkan, tahayuul khurofat dikikis, ibadah murni dikembalikan kepada tuntunan Sunnah Nabi, kebodohan ditanggulangi dengan mendirikan berbagai macam sekolah, pemisahan dikotomi antara ilmu dan agama dan ilmu umum di tinggalkan, anak-anak yati diasuh di panti asuham, kaum mustadh’afin menjadi perhatian, kesehatan masyarakat pun menjadi perhatian.

Bidang Pendidikan
Khusus gerakan amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan yang telah meliputi segala jenis dan jenjang, tidak seorang pun yang mengingkari berapa besar sumbangannya bagai pembangunan bangsa Indonesia. Pemerintah merasakan kemitraan nyata Muhammadiyah dalam bidang ini. Karenanya  tanpa diminta pemerintah selalu mengulurkan bantuan yang mendidik kepada Muhammadiyah agar tetap terpelihata kemandiriannya. Atas kepercayaan yang makin besar kepada dunia Pendidikan Muhammadiyah, PP Muhammadiyah mengucapkan terima kasih.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengingatkan adanya amanat Muktamar Muhammadiyah ke 42 agar Muhammadiyah meningkatkan kualitas pimpinan, anggota dan pengelolaan  amal usaha Muhammadiyah, memenuhi pesan Rosulullah, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah dari pada orang Mukmin yang lemah”.

Kekuatan dalam arti tercapai, khususnya dalam dunia Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jika dapat di capai stabilitas yang mantap, terhindar dari berbagai macam kericuhan atas dasar kesamaan niat beribadah kepada Allah, menyiapkan sumber daya manusia yang handal untuk memikul amanat Allah sebagai khalifahNya di bumi. Dengan dicapainya stabilitas yang mantap, waktu yang dapat digunakan untuk melakukan peningkatan mutu akademik, memenuhi tuntutan perkembangan dan kemajuan teknologi, lebih lebih dalam menyongsong era PJPT II.

Usaha meningkakan kualitas akademik akan makin terbantu jika di wujudkan kerja sama yang mantap antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah, antara perguruan tinggi dengan persyarikatan, juga antara perguruan tinggi muhammadiyah dengan perguruan tinggi yang lain, baik negeri maupun swasta tetapi juga kerja sama dengan Pemerintah. Penanaman iman, takwa dan akhlak luhur di kalangan civitas akademika Perguruan Tinggi Muhammadiyah, baik penyelenggaraa, pimpinan, pengasuh akademik maupun penyelenggara administratif hendaknya selalu di tingkatkan.

Nabi menyatakan “Aku di utus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang luhur”. Pujangga Mesir, Akhmad Syauqi menyatakan: “Bangsa akan tetap tegak jika dapat mempertahankan akhlak yang luhur. Sebaliknya, bangsa akan hancur jika akhlak luhur di tinggalkan”. Kerja nyata merupakan tumpuan penilaian hidup. Allah berpesan: ”Bekerjalah, Allah dan Rosulnya serta orang-orang mukmin akan menayksikan apa yang kamu kerjakan. Kerja ikhlas menuju ridho Allah itulah yang menjadi kebahagian di hadirat Allah kelak”. Rosulllah pun berpesan “Sesungguhnya Allah menyukai, jika kami bekerja benar-benar cemar dan sungguh-sungguh dalam melakukannya”.


*Ditulis dari buku Ushwah Hasanah dalam Muhammadiyah yang ditulis oleh KH Azhar Basyir

No comments:

Post a Comment